Selasa, 25 November 2014

Cerpen Pertamaku Di Aplikasi Thumbstory

Apakah anda tahu aplikasi Thumbstory? Thumbstory adalah aplikasi untuk penggemar cerpen. Aplikasi dari Gramedia Majalah ini memudahkan pengguna perangkat mobile, dalam hal ini ponsel Android, untuk menulis, membaca dan berbagi cerita pendek. Dalam rangka memperingati hari perdamaian dunia di bulan September kemarin, ada event di Thumbstory yang menantang membernya untuk membuat cerpen tentang perdamaian. Baik perdamaian dunia atau pun perdamaian pribadi. Di event itu saya mengikut sertakan cerpen saya yang berjudul "Syukur Bahagia Damai" untuk beradu kompetisi dengan member yang lain. Jujur itu cerpen pertama saya yang saya publikasikan untuk umum. Meskipun tidak menjadi juara, tapi saya cukup puas dan termotivasi karena cerpen saya termasuk cerpen pilihan yang akan diterbitkan dalam ebook bersama cerpen 3 juara dan karya pilihan lainnya. Silahkan bila berkenan baca cerpen saya di bawah ini. Enjoy it ;)

SYUKUR BAHAGIA DAMAI

Hari itu ulang tahunku yang ke 24.
Di taman Bungkul, tepat pukul 00.00 WIB dengan sangat mengejutkan tiba-tiba ada sekelompok cowok lengkap dengan alat musiknya. Mereka menyanyikan lagu milik Jamrud "Selamat Ulang Tahun" di depanku. Surprise dari suamiku. Aku bahagia bercampur haru tak terkira.
Padahal kondisi taman sangat ramai. Tentu saja semua mata di taman tertuju padaku. Semua cowok-cowok yang biasa ngamen di taman Bungkul memainkan musik mereka dan bernyanyi di depanku. Sungguh street performance yang luar biasa indah. Tanpa dikomando seisi taman ikut bernyanyi dan bertepuk tangan untukku.

Ku peluk suamiku dengan hati penuh bunga. Dan lagi setelah lagu usai, aku mendapat ucapan selamat ulang tahun dari orang-orang di taman yang semua tak ku kenal. Begitu banyaknya hingga hanya sedikit yang benar-benar aku ingat. Ada cewek bertatto dengan lipstik hitam dan pakaian serba hitam, cewek bercadar dengan pakaian serba hitamnya, cewek memakai hotpants dan anjing yang mengikutinya kemanapun dia pergi, sampai mbak-mbak yang jualan es lilin keliling juga bapak-bapak penjual mainan anak yang indah dengan nyala lampu-lampu kecilnya. Mereka semua memelukku dalam hangatnya persaudaraan.

Sorenya, sekitar pukul 07.00 pm suamiku mengajakku ke Brew&Co; cafe. Sudah ku bayangkan candle light dinner berdua yang romantis di sana.
Dari luar mall mataku ditutup syal sutraku. Lebai memang. Tapi siapa sih cewek yang gak suka kejutan? Biarlah lebai badai tapi aku seneng kok, batinku. Aku membayangkan ada buket mawar di meja kami.
Tiba di Brew&Co; cafe dilepaslah syal sutra dari mataku. Aku sangat terkejut! Di depanku sudah ada teman-teman kami yang menyanyikan lagu "happy birthday to you" begitu mataku terbuka. Dua orang tetangga dekatku sudah ada di depanku dengan black forest lengkap dengan lilin angka 24 yang menyala.
Setelah make a wish, ku tiup lilinku. Lalu satu persatu mereka menyalamiku. Mitra kerja suamiku, staf-staf di kantornya, teman-temanku, juga pasangan mereka. Aku dapat sebuket bunga dari little princess anak temanku di kelas memasak. Mawar yang harum. Juga setumpuk kado dari mereka.

Aku bahagia sekali saat suamiku memberi sambutan di pesta kecil kami. Dia membangga-banggakan diriku di depan semua orang. Termasuk mantannya yang sudah menikah dan sedang hamil 7 bulan yang juga istri staf suamiku. Dan satu lagi mantan terakhirnya, adik dari rekan perusahaan suamiku. Dia datang bersama kakaknya dan suami kakaknya.

Sampai di sini masih sangat indah hariku. Hingga malam harinya saat aku asyik menulis di blog dan suamiku sudah tidur, ada bbm masuk di hp suamiku.

"Sudah cukup ya masss kamu sakiti hati akkuuuhh. Mulai hari ini kalian gak usah dekat-dekat kakakkuuu!!!! Gak ada gunanya buat kalian!!!!"

Di situlah dimulai drama itu. Ku telfon si pengirim bbm. Mantan kekasih suamiku yang sudah tunangan. Ku bangunkan suamiku. Aku mengamuk sejadi-jadinya. Dia sudah berjanji tidak akan ada komunikasi dengan mantannya kecuali urusan kerjaan. Bukankah isi bbm itu menunjukkan keterlibatan suamiku dalam hubungan yang tak aku ketahui?

Pagi itu juga aku telfon taxi. Tak ku pedulikan suamiku yang menangis memeluk kakiku meminta maaf. Semua penjelasannya ku anggap sampah. Aku naik kereta paling pagi dari Surabaya ke Jogjakarta. Pulang ke rumah orang tuaku.

Sudah dua minggu aku di Jogja. Ku temukan ketenangan di dekat keluargaku yang tak kan pernah berkhianat seperti suamiku. Tapi aku merasa ada yang kurang. Aku mengutuk mengapa aku menikah dengannya. Mengapa aku meninggalkan pekerjaanku dan teman-temanku untuk dirinya. Ketenangan dan kedamaian dalam hatiku tidak utuh. Ada lubang di hatiku. Dan aku ingin mengakhiri hubungan ini.

Minggu lalu suamiku datang bersama sumber masalah si pengirim pesan. Mereka juga mengajak kakaknya. Dia  pemilik salah satu perusahaan yang memakai jasa konsultan dari perusahaan milik suamiku.
Mereka menjelaskan bahwa komunikasi lewat bbm itu cuma sepihak. Bahwa si pengirim pesan  yang juga mantan kekasih suamiku merasa sakit hati dan cemburu dengan kebahagiaan kami yang dia lihat di pesta ulang tahunku. Suamiku tak pernah berkomunikasi dengannya selain membicarakan pekerjaan. Dan hubungan mereka sudah lama berakhir.

Tapi sampai hari ini aku masih tidak punya niat untuk kembali pada suamiku. Aku tak percaya pada siapa pun.

Malam ini aku membaca postingan lama di blogku. Aku menemukan postingan yang menceritakan pertemuanku dengan suamiku sampai kami menikah. Sungguh bukan perjalanan yang mudah. Dari situ muncul perasaan rindu akan kehadiran suamiku.

Malam itu juga aku nonton film yang dibintangi Aston Kutcher. Butterfly Effect. Di akhir filmnya ada quotes dari si Aston bahwa kebahagiaan butuh pengorbanan. Dari keseluruhan film Butterfly Effect yang ku tonton itu tiba-tiba hatiku seringan kapas. Semua sakit hati dan amarah menguap seketika.

Pagi itu juga aku membeli tiket pesawat go show di bandara Adi Sutjipto. Ku kirimkan pesan singkat untuk suamiku.

"Honey, wait me. I am flight from JOG to SUB. I am arrive at 10.00."

Aku sudah tak peduli meskipun kemarin suamiku masih menjalin hubungan dengan mantannya. Yang terpenting dia memilihku untuk jadi istrinya. Itu sudah jadi bukti kalau aku lebih penting dari mantan-mantannya. Dan di sinilah kami, berpelukan erat. Di bandara Juanda terminal 1. Menangis haru akan indahnya memahami dan memaafkan. Kemudian ku temukan kedamaian yang sesunghuhnya. Lubang di hatiku telah terisi. Dengan memaafkan diri sendiri dan orang lain.

Bukankah sudah cukup pertanda dari Tuhan lewat angka-angka kami.

My husband 07 12 1980
Me 07 07 1990
First statement 07 12 2012
Engaged 07 01 2013
Wedding 07 12 2013

Kita ditakdirkan menjadi suami istri. Aku ingin hidup bahagia dengan suamiku. Aku harus memaafkan dan melupakan semua kesalahan suamiku. Aku harus menaruh kepercayaan lagi padanya. Karena kebahagiaan butuh pengorbanan.

Aku melupakan hal-hal buruk darinya. Aku hanya menghitung betapa banyaknya kebaikan suamiku yang telah dia berikan untukku. Aku bersyukur untuk itu. Selalu bersyukur. Karena letak kebahagiaan itu tergantung rasa syukurmu. Dengan syukur aku bahagia. Dan dengan kebahagiaan itu aku hidup dengan hati damai. Meskipun diusia pernikahan yang ke 9 bulan kami belum dikaruniai anak.

Surabaya, 11 September 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar