Minggu, 19 April 2015

Become a real backpacker and a wise traveler!

Halo amigooooooo nym lovers, pecinta blog saiahhh *pede gilakk, maaf sudah lama saia vakum dari menghibur kalian dan memberi inspirasi buat kalian *cciahhhhh lewat blog ini *garuk2 pala nengok belakang sambil ngupil. Hhihihi.
Apa dan siapa sih backpacker itu? Menurut salah satu grup backpacker di fb, definisinya begini; Backpacker adalah istilah yang yang digunakan untuk para traveler dengan budget minim menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, sambil berjalan kaki. Mencari yang serba murah dan sangat menikmati detail perjalanan. Untuk mengenalinya cukup mudah biasanya mereka memakai ransel punggung (backpack) dan berpakaian seadanya. Tas punggung atau yang dikenal sebagai backpack inilah yang menjadi ciri khas mereka.
Jadi begitu nym lovers, so apakah saya seorang backpacker? Saya sih merasa begitu, karena pergi ke mana pun saya slalu ngirit, kalo bisa nyari yg gratis2an kwokwokwokk. Yeah, really i m a traveler. Saya orang yg suka traveling. Tapi mungkin belum seekstrim solo traveling dengan backpack di punggung mereka. Tapi bulan depan, iyaa bulan depan, saya akan melakukan hal yg selama ini sangatt sangatttt saya inginkan. Bersolo traveling. Nggembel jadi backpacker *yiiihhhaaaa. Doakan kesampaian. Agar saya bisa berbagi pengalaman saya dengan kalian 😊 Destinasi tujuan masih saya rahasiakan *sokkkk. Padahal masih dilema antara 2 rute *hiks.
Ngomongin soal tempat yang pernah saya kunjungi, there are a lot place gaess! Begini, berhubung saya seorang cewek (sumpah dulu saya pernah jadi cewek!) yang hidup dalam keluarga konservatif, saya mensiasati traveling saya dengan kedok silaturohmi. Xxixixiii. Silaturohmi ke keluarga atau teman yang tinggal di luar daerah tempat tinggal saya, Magelang tercwintahhh. Because gaess, bagi keluarga saya yang konservatif, backpacker tentu bukan style yang bisa mereka maklumi jika mereka tau itu berada dalam diri saya. *saya diharapkan jadi santri solichah yang ndak neko2, xxixixiiii.
So gaess, dengan niat awal silaturohmi, saya bisa jalan2 di daerah tempat sodara ato temen yang saya kunjungi. Dengan guide gratis dan tempat nginep gratis, tentu saja dengan free breakfast ahihihi. Kalo lunch sama dinner biasanya saya masih berada di luar rumah ;)
Why must be a traveler? "Sesungguhnya bumi Alloh itu luas, maka bertebaranlah kalian semua". Yeahhh, untuk melihat betapa bumi Alloh itu luas, betapa Alloh telah menciptakan bumi ini dengan keberagaman yang perbedaan dari satu tempat dengan tempat lain harus kalian lihat. "Robbanaa maa kholaqta haadzaa baathilaa". Sungguh Tuhan tidak menciptakan semua ini dengan sia-sia. Wadawww jeddoottt kok jadi alim gini ya? Saya banyak belajar ilmu agama, tapi malu kalo sok alim *gue mah gitu orangnya :v *terkadang di situ saya merasa sedih. Gubbrakkk, ikut2an meme yg jadi trending topic *ternyata saya masih alay.
Menjadi life observer. Pengamat kehidupan. Menjadi traveler berarti terbuka peluang untuk berkenalan dengan orang-orang baru dengan kebudayaan dan bahasa yang berbeda. Di situlah letak seni menikmati hidup. Berada di tempat asing dan berkenalan dengan orang baru. Menemukan sesuatu yang "wise" dari kearifan-kearifan lokal. Meniadakan keakuan. Menjama' menjadi "kita bersaudara, kita orang Indonesia".  Sungguh, menjadi traveler tidak akan mengijinkanmu menjadi seseorang yang dalam hatinya terdapat sebiji dzarroh kesombongan.
Satu lagi, menyatu dengan alam. Mokswa. Sungguh kalian sekali-kali harus mencobanya. Berada di tengah2 hiruk pikuk pasar, mojok duduk "ndlongsor" di depan kios yang tutup, sambil nyemil jajan pasar, menikmati harmoni indah yang berada di depan mata. Sambil sesekali ngobrol dengan tukang becak, mbok-mbok penjual pecel atau siapa pun orang yang menghampirimu. Belajar nilai-nilai dari kematangan hidup orang-orang yang hidup serba pas-pasan. Kamu akan terkejut di dalamnya. Menemukan bahwa mereka cukup membuatmu iri akan kebahagiaan mereka dalam kebersahajaan. Kamu akan terkejut.
Saya bisa menemukan banyak nilai dalam setiap perjalananku. Bukan hanya di gunung, lembah, hutan atau laut yang bisa dinikmati pemandangannya, bahkan di stasiun, terminal atau pun pasar begitu nikmat mendapati nilai-nilai berharga yang tak akan saya dapatkan jika saya berdiam diri di rumah.
Berada di tengah-tengah alam, menyatu di dalamnya. Mengagumi ciptaan Tuhan yang tak seorang pun manusia bisa membuat hal serupa. Berdiam diri di tubir pantai. Memandang horizon, kaki langit dan sunset di ujung barat. Siapa yang menciptakan itu semua? Pantaskah kita manusia sombong dalam ketakberdayaan kita? Berdiam diri di pos-pos atas bukit. Memandang langit dan kerlip bintang. Menunggu sunrise. Siapa yang menciptakan itu semua? Pantaskah kita manusia sombong dalam ketakberdayaan kita?
Finally, menjadi traveler membuat saya lebih berhati-hati jika sebiji dzaroh kesombongan mulai tumbuh dalam hati.
So gaess, tunggu postingan saya waktu menjadi traveler dengan kedok silaturohmi yahh? *ngakakjahat. Pokoke save backpacking! Jangan jadi orang sombong! Sekian, *salim sungkem.
The last, sholat & darus Al Quran lebih baik dari membaca blog saya. Jjjiiihhhahahahaa :D