Kamis, 20 Agustus 2015

PENAKLUKAN GUNUNG & SOLO TRAVELING

PENAKLUKAN GUNUNG & SOLO TRAVELING
Intinya, pada awal kalian membaca postingan ini, abaikan hobi kekinian makhluk planet bumi  yang latah posting foto-foto di puncak gunung dan traveling ke luar negri. Karena sumprit, ceritaku ini berawal dari jaman aku SMP pengen muncak ke Merbabu. Sekarang akuh udah kepala 2,5 yesss  -___- Kapan awal aku pengen backpacker keliling dunia? Sejak umurku belasan membaca novel Andrea Hirata tetralogi Laskar Pelangi yang judulnya “Edensor”. Dan saksi hidup akan awal ceritaku ini masih ada semua. Kecuali emak akuh. Elepyu emak. Halooo teman-teman SMP gank PINK GIRL & BAD BOY :-v Halooo temen-temen Aldavesto gank Smuggler Society yang maniak noveeeeel J wkwkwkwkkkk hawane meng arep ngakak yen kelingan kalian semua gaessss. Dimana pun kalian berada, aimissyuall.

Naik gunung. Mitosnya harus ijin orang tua kalo mau naik gunung ya? Dan waktu jaman SMP emak gak ngijinin  aku pas malem tahun baru 2005 naik mt Merbabu bareng temen-temen. Bukan Cuma alesan mitos yang gak ngebolehin naik gunung tanpa ijin orang tua, ikut latihan hadroh TPA pun kalo emak gak boleh, yaudah aku gak berangkat. Apa itu tandanya aku anak berbakti yah? *ahhaakkkk!

Sampai tahun 2015 dan naik gunung bukan sesuatu yang asing lagi, gek wae kelakon aku munggah gunung reeeeek. Because karena amergo aku udah bersuami, jadi cukup dengan ijin suami, berangkatlah saya naik gunung Andong. Kok meng Andong reeeek? Jare Merbabu pengene?! Yoben! Ge pemanasan dhisik *ngelessss. Padahal mungkin agak gak rela dia melepas saya naik gunung. Selain dia lagi sibuk, dia belum terbuka hatinya untuk mengajak istrinya tercwintah menikmati alam & nge-camp. Tapi sekarang hatinya sudah terbuka lebaaaaarrr, haha. Dia udah ngebuktiin dengan mengajakku silaturohmi ke kos si master pendaki, mas Ujang alias Mr Fathur untuk membuat janji nge-camp di gunung (gak harus sampe puncak :-p ngukur kemampuan fisik katanya :p). Janji tinggal janji. Rencana lebaran mau muncak tapi belum kesampaian kita udah sibuk dengan aktifitas masing-masing. Tapi gak popo. Semoga kita masih diberi umur panjang, dan diberi kesempatan muncak bareng. *Bebzz, Mr Ujang September mau muncak ke Argopuro tuhh. Tapi sayang September kita punya skejul backpacker. Belum jodoh kali yeee.

Back to the topic.
Jadi yaa, semisal sebelum ultah’ku yang ke 25 kemarin 7-7-2015 aku mati, (Allohumma panjangkan umurku yang bermanfaat aamiin) tak jamin aku mati penasaran. Apa sih hal yang bikin aku penasaran? Ada dua hal, naik gunung dan single traveling. How about 25th? Kabeh wes lunas penasaranku gaesss ^___^ Saiki rosoku biasa wae. Gak ono penasaran-penasaran maning pokoke!

So, ceritanya gini, dalam jangka waktu sebulan (antara Juni-Juli) aku melakukan perjalanan banyak, dari backpacker, naik gunung, backpacker, naik gunung lagi, backpacker lagi bikin gueh melambaikan tangan and said “its enough”.

First, tanpa persiapan apa pun, demi melihat situs purbakala di daerah kecamatan Borobudur, naiklah aku dan Fian adek sepupuku yang masih SMK ke “Watu Kendil”. Kami salah jalur. Jalur mudah bukan dari desa Ngargogondo yang kita lalui. Awalnya sudah ragu melihat trek yang nanjak bingit. Tapi naiklah kita. Dan teganya Fian menghabiskan bekal minum yang hanya tinggal sedikit. Jadilah kita naik turun ke Watu Kendil di salah satu puncak pegunungan Menoreh tanpa setetes pun air. Hiks. Baru setengah jalan aja Fian udah ngajak turun. Dia kasian liat aku yang megap-megap macam ikan keluar dari air kehabisan napas.

Second, aku backpacker selama seminggu di pulau Bali berdua bareng misua. Hhahaha, akhirnya terkbul keinginanku. Bagaimana tidak? Berbekalkan tiket kereta ekonomi Jogja-Banyuwangi aku nekat mau berangkat ke Bali lewat jalur darat, dengan atau tanpa suami. Kelabakanlah dia untuk menemani perjalananku J Akhirnya dia naik kereta yang sama dari Surabaya. Akhire kelakon reek reeeeeeeek.

Third, akhirnya aku menginjakkan kaki di Medan. Berangkat sendirian dari Jogja. JOG-KNO. Main ke rumah Bu Lek adek dari Bapakku. Dua hari di Medan aku & Bu Lek tancap ke Aceh Tengah ke tempat tinggal dinas suami adek sepupuku. What a wonderful “Takengon”. Kota di dataran tinggi Gayo. Dengan Ari anak bontot Bu Lek yang lagi di Aceh kita mblusuk-mblusuk Takengon. Pulang dari Aceh, aku keliling Medan ditemani keluarga Bu Lek. Ke danau Toba Parapat, Istana Maemoon, Masjid Raya, dan paling cetarrr berdua dengan Ari ke Kawah Putih Tinggi Raja. Yang jalannya bikin aku nangis bathiiinnn. Sumpah! Kalian harus ke sana untuk membuktikannya!

Fourth, Belum sempat istirahat pulang dari Medan, aku kembali naik gunung Andong sama Fian. Lokasinya di daerah Ngablak Magelang. Garjo ke atas dikit. Katanya sih, gunung untuk pemula. Blablabla. Nyatanya? Sepanjang jalan pulang aku diemin si Fian, sambil sesekali ngusap air mata L Dan sekali lagi, si maestro Fian yang udah pernah naik mt Merbabu nyepelein perjalanan kita ke mt Andong. Aku saranin pinjem tenda, matras, kompor dll di daerah Magelang kota. Ehhh, dia nyepelein mau pinjam di basecamp aja. Yasudahlah. Ternyata di basecamp gak ada yg nyewain. Tandukku mulai muncul. Aaarrggghhhhh. Untung ada mas Andi & mas Bagus dari Semarang yg baik ati nolongin kita. And you know gaesss? Kita salah jalur lagi! Kita lewat jalur ekstrim yang belum ada satu tahun dibuka. Hhhuaaaaa. Padahal aku belum istirahat dari perjalanan Jogja-Medan-Aceh-Medan-Jogja. Apekkkk tenannnn! Jalur ekstriimmmm!!!! Setengah perjalanannya malem-malem tanpa senterrrr! Omigod, dosa apakah hamba? T.T J

The last, di bulan Juli aja dua cap imigrasi di pasporkuu yeyyy J First, ada kepulangan jamaah umroh yang transit di Singapore. Dikarenakan paspor misua sedang entry visa di kedutaan Saudi, berangkatlah aku sendirian ke Singapore J Sehari handling, sehari untuk kedua kalinya aku keliling Singapore J Sendiriiiii! Iyak sendiri gaesss J Dua malam tidur di Changi airport. Satu malam di dalem, satu malem di depan counter. Hiks. Terharu sama solo travelingku yang satu iniihhh :D Seminggu setelahnya Handling jamaah di KL Malaysia yesss. Tiga hari dua malem di KL J

So gaessss, udah gak ada yang aku penasaranin sampe aku gak bisa tidur saat ini. Melakukan perjalanan dalam satu bulan tanpa ada spasi, sungguh membuatku kehilangan rasa penasaran akan hal-hal yang berbau naik gunung & solo traveling. Wes gak gumunan & gak ngiler tiap ada orang posting di grup Backpacker Dunia foto-foto di LN.

Tapi apakah aku akan berhenti dari naik gunung? Tidak. Apakah aku tak lagi ingin ke Jepang & Europe dll? Yeah, aku tetap akan ke sana! Pasti itu! InsyaAlloh. Bedanya, kalau dulu tergila-gila, sekarang lebih realistis. Dan gak ngiler sama foto-foto orla di LN! Aku akan ke sana! Wait a moment. Aameen.